Dunia disuguhkan pertandingan World Cup dengan pemain-pemain papan atas dunia. Gemerlap keistimewaan dalam menyambut kedatangan mereka dapat dilihat dari pesawat eksklusif yang mengantar setiap tim, hotel bintang lima yang menjadi tempat menginap dan sejumlah fasilitas mewah diberikan untuk memberi kenyamanan selama laga Piala Dunia berlangsung. Kehormatan untuk membela negaranya juga akan berpengaruh pada jumlah gaji yang dialirkan kepada setiap pemain.
Kontras dengan yang terjadi di Indonesia, salah satu pemain asing asal Rusia justru bertahan hidup dengan menjual jus di Solo. Sergei Litvinov kini harus berjuang untuk kehidupan sehari-harinya. Pemain asing yang bergabung dengan klub PSLS Lhoksumawe di Provinsi Aceh Darusalam ini kesal karena klub yang dibelanya tidak menepati janjinya.
Gaji yang belum dibayarkan selama enam bulan, mencapai Rp124 Juta. Ia berharap agar PSLS melunasi gajinya agar ia bisa pulang dan berkumpul bersama keluarganya. Sergei menyampaikan, “awal musim semua baik baik saja, namun setelah itu tidak ada gaji, klub minta main dulu, nanti gaji akan dibayar,” ungkapnya. Sehingga ia memilih pergi ke Solo, untuk menemui beberapa teman. Alasan lainnya karena Sergei juga sempat membela Solo FC dan memiliki kenangan di sana.
Menteri Olahraga Roy Suryo menerima laporan ini dan menyatakan bahwa pihaknya telah berkomunikasi dengan PSSI untuk menyelesaikan masalah ini. "Sebetulnya, ini adalah urusan klub, tetapi kami tidak mungkin lepas tangan. Biar PSSI yang menegakkan aturan ke klub bersangkutan. Jadi, 'bolanya' ada di PSSI supaya berkomunikasi dengan klub sehingga pemain itu tidak berjualan jus lagi," kata Roy kepada Kompas.
Hal ini bukan yang pertama kali terjadi, sebelumnya Diego Mendieta, pemain asing asal Paraguay juga mengalami hal yang sama. Bahkan ia sampai meninggal karena tidak ada biaya untuk berobat karena gajinya tak kunjung diberikan. Hal seperti ini tentu memalukan Indonesia sendiri, karena sanggup belanja pemain asing tetapi tidak mampu membayar gaji.
Sumber : Berbagai sumber by tk